Minggu, 18 April 2010

Sukses Rahmat Gobel

Sebagai pemegang kendali perusahaan eletronik nasional terbesar namanya tak asing lagi di telinga. Kepiawaiannya mengembangkan industri elektronik, didukung tenaga-tenaga ahli pilihannya dari dalam maupun luar negeri mampu menghasilkan produk-produk elektronik kebanggaan Indonesia.

Dr. (HC). Rahmat Gobel adalah penerus generasi kedua National Gobel. Lahir di Jakarta 3 September 1962, menamatkan kuliah nya di Universitas Chuo Tokyo Jepang kemudian Rahmat menjalani praktek kerja di Matsushita Group, pemilik merek Panasonic yang menjadi mitra kerja PT National Gobel, yang dimiliki alm. H. Thayeb Mohammad Gobel, ayahnya. Tahun 1989 Rahmat Gobel kembali ke Indonesia dan menduduki posisi Asisten Presiden Direktur PT National Gobel. Perusahaan ini merupakan joint venture pertama antara pihak Jepang dengan Indonesia di bidang manufaktur elektronika.

Anak ke lima dari tujuh bersaudara mendiang H Thayeb Mohammad Gobel ini terus berupaya ‘mempertahankan’ perusahaan warisan ayahnya ini. Ia bukan saja mengelola bisnisnya agar tetap bertahan di tengah masa krisis, namun juga berusaha membangun perusahaan sekaligus membangun tempat kerja bagi banyak orang. “Karena perusahaan ini tempat banyak orang bergantung,” katanya. Untuk itu, ia terus berupaya agar produknya diterima masyarakat dan aktif menjaga kepercayaan para investor agar mereka tetap mengembangkan usahanya di Indonesia dan tidak hengkang ke luar negeri.

Sudah lebih dari 36 tahun Panasonic bekerjasama dengan National Gobel dalam penjualan produk-produk perusahaan Jepang tersebut di Indonesia. Komposisi kepemilikan saham yang senantiasa berubah menyebabkan namanya juga terus mengalami penyesuaian. Pada tahun 1980 nama National Gobel berubah menjadi Gobel Dharma Nusantara dan di tahun 1991 berubah menjadi National Panasonic Gobel. Panasonic merupakan brand yaang dimiliki Matsushita Elecktric di Jepang, sedangkan National adalah merek yang dimiliki oleh perusahaan milik keluarga Gobel. Dan pada perjalanannya, sejak 1 April 2004 perusahaan ini kembali berganti nama menjadi PT. Panasonic Gobel Indonesia.

Sebagai Presiden Komisaris PT. Panasonic Gobel Indonesia (PGI), Rahmat mengaku memulainya dari bawah. “Tidak serta merta begitu saja saya mendapatkan tempat dijajaran Direksi National Panasonic Gobel, tetapi melalui proses yang panjang,” katanya. Saat kembali ke Indonesia tahun 1988 Rahmat ditempatkan sebagai tenaga pelatih di pabrik baterai. Statusnya pun sebagai karyawan baru. Satu tahun kemudian, ia baru masuk jajaran manajemen menengah yang terlibat membuat perencanaan manajemen. Beruntung ia sudah belajar globalisasi, dan memahami pabrik. Ia juga sudah bisa mewarisi nilai-nilai bisnis yang ditanamkan ayahnya sejak Rahmat kecil.

Untuk dapat bersaing di tengah iklim persaingan yang kian ketat, Rahmat menyebutkan pelaku industri harus memikirkan bagaimana produknya bisa dibedakan oleh konsumen terhadap barang yang dihasilkan pesaing. Perbedaan in tentunya tidak hanya dalam harga, tapi juga “sesuatu” yang bisa memberi nilai tambah lebih besar kepada konsumen. Pembeli bersedia membayar lebih terhadap “sesuatu” yang berbeda itu. Jika perbedaan hanya didasarkan pada harga, produk akan cepat tersingkir begitu masuk barang yang lebih murah.

Membangun industri adalah membangun sebuah sistem dan pola pikir yang selalu terarah pada upaya meningkatkan nilai tambah produk. Dalam sudut pandang inilah, daya saing industri nasional hendaknya dikembangkan. Dikatakannya juga pendekatan technovation perlu mendapat perhatian. Technovition adalah upaya secara berkelanjutan dalam melakukan inovasi teknologi untuk meningkatkan kemampuan teknologi dan metode kerja ke tingkat yang lebih tinggi, agar produk yang dihasilkan memberi nilai tambah yang tinggi bagi konsumen dan produk yang dihasilkan selalu berdaya saing.

Technovation mengandung tiga aspek yaitu kemampuan technology innovation, entrepreneurship dan technology management. Kemampuan technology innovation dan entrepreneurship saja misalnya, tidaklah cukup tanpa dukungan technology management, seringkali produk yang dihasilkan gagal dalam tahap komersialisasi di pasar karena management yang kurang baik.

Dalam berkarya, Rahmat Gobel selalu memadukan dua filosofi sebagai dasar orientasi. Filosofi ‘pohon pisang’ diperoleh dari ayahandanya. Sedangkan filosofi ‘air mengalir’ dari Bapak Matsushita rekan bisnis group gobel. Pohon pisang mudah tumbuh di mana saja dan setiap bagiannya dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia. Air pun demikian, tersedia dalam jumlah yang relatif banyak dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan, sesuai kebutuhan. Realisasi dari keduanya adalah penciptaan produk berkualitas tinggi yang selalu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

Dengan produk berkualitas tinggi, Panasonic Gobel mampu ‘menelorkan’ berbagai produk berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Hasil produksinya masuk dalam pasar lokal maupun global pada lebih dari 60 negara. Bukan itu saja sejak tahun 2002 (dari tahun berdiri 1972-red) PGBI telah mencapai kebebasan finansial dan menjadi perusahaan dengan pinjaman nol. Suatu prestasi yang patut dibanggakan dan disyukuri tentunya.

Untuk menghasilkan produk yang baik, dibutuhkan karyawan yang profesional dan cakap. Rahmat menerapkan lima budaya kerja di lingkungan Panasonic Gobel yang terdiri dari 5 S, yaitu Seiri (Pemilahan), Seiton (Penataan), Seiso (Pembersihan), Seiketsu (Pemantapan) dan Shitsuke (Pembiasaan). Kelima dasar inilah yang hingga kini menjadi kebudayaan bahkan kebiasaan para karyawannya. “Dengan memilah mana yang masih dipakai dan mana yang sudah tidak dipakai, menata rapi pada tempatnya, menjaga kebersihan, membiasakan efisiensi, akan menjadi budaya yang akhirnya menjadi perilaku yang baik. Itulah dasar kerja kami,” lanjutnya.

Meskipun bergerak di bidang elektronik,Rahmat sangat perduli lingkungan. Karena itu usahanya selalu didukung dengan teknologi pengolahan limbah yang efektif. Selain terus berupaya menjaga kelestarian lingkungan, juga menerapkan standard global sebagai orientasi keperdulian lingkungan. Tak heran jika perusahaan yang dibawah kendalinya itu beberapa kali telah mengantongi penghargaan. Seperti sertifikat untuk menagemen mutu ISO 9002 tahun 1994, sertifikat untuk sistem managemen lingkungan ISO 14001 tahun 1997, dan berbagai sertifikat lain sebagai bukti keunggulan produksinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar